Perubahan Dominasi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi telah menjadi aspek penting sebagai indikator setiap negara. Hampir semua negara berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonominya karena pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai pendorong utama kemakmuran rakyat. HDI (Human Development Index) yang menjadi salah satu faktor kemakmuran suatu negara memasukkan pendapatan perkapita sebagai satu dari tiga variabel yang mempengaruhinya. Pertumbuhan ekonomi yang salah satu tandanya adalah meningkatnya produksi dalam negri berbanding lurus dengan tingkat pendapatan perkapita yang berarti masyarakat dalam negara menjadi lebih makmur.
Negara yang memiliki GDP besar, terutama yang memiliki volume perdagangan luar yang besar, sangat mempengaruhi perekonomian dunia. Perubahan drastis ekspor dan impor pada negara-negara ini dapat mengakibatkan kelangkaan atau rusaknya perekonomian negara lain yang bisa berujung pada krisis ekonomi. Oleh karna itu sangsi embargo sering digunakan oleh negara dengan GDP besar seperti Amerika Serikat untuk memberikan hukuman kepada negara yang arah politiknya tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Pertumbuhan ekonomi juga dipandang sebagai indikator kesehatan ekonomi pada suatu negara. Pada krisis global tahun 2008, negara-negara maju mengalami pertumbuhan negatif yang artinya tingkat produksi dan konsumsi menurun, pengangguran bertambah dan negara harus menstimulus dengan memberikan bantuan uang untuk perusahaan-perusahaan yang seharusnya bangkrut. Disamping krisis yang terjadi di negara-negara maju, beberapa negara berkembang justru memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi ini menunjukkan bahwa negara-negara ini tidak lagi bergantung pada negara-negara maju.
Disamping ketahanan perekonomian nasional terhadap krisis finansial global, negara-negara seperti China, India, Indonesia, Brazil, Mexico dan beberapa negara berkembang lain memiliki indikasi untuk maju dengan PDB/GDP yang cukup besar (masuk dalam golongan negara-negara G-20) dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif besar dan konstan. Rasio hutang/GDP yang cukup rendah dengan proyeksi yang terus berkurang juga menjadi faktor yang mendukung. Jika kondisi stabil ini dipertahankan, maka negara-negara ini bisa mendominasi dan merubah arah perekonomian dunia. Hal ini didukung dengan kemampuan negara-negara asia untuk bangkit dengan cepat dari krisis 1997 dengan pertumbuhan yang cepat.
Tabel berikut adalah data GDP dari berbagai negara di dunia.
Setelah perang dunia II, China dan India hanya menguasai 2% dari total GDP dunia. Dari data diatas kita dapat melihat pada tahun 2010 China dan India menguasai 12% dari total GDP dunia yang menyamai USA. Pergeseran total GDP ini juga terlihat dengan munculnya kekuatan G-20 sebagai negara-negara yang memiliki perekonomian besar dalam pembahasan isu global yang sebelumnya terfokus pada G-8.
Negara-negara berkembang mendapat keuntungan karena mereka tidak perlu melakukan banyak riset untuk menerapkan teknologi yang telah ditemukan. Negara-negara pencetus teknologi harus menemukan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas penduduknya. Oleh karena itu, negara-negara berkembang mampu mendorong pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibandingkan negara-negara maju. Dalam ilmu ekonomi dampak teknologi ini disebut dengan positive externalities yang merupakan dampak positif yang didapatkan oleh pihak ketiga dari dua orang/kelompok yang melakukan transaksi. Salah satu contoh dari positive externalities adalah mesin yang dapat kita produksi karna masa patennya telah habis, reverse engineering produk yang telah ada atau teknologi yang tidak dipatenkan. Contoh kasus dari perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi yang telah diterapkan adalah yang dilakukan oleh China pada dua dekade terakhir ini dan Jepang pada masa perang dunia II sampai tahun 1970an. Kedua negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang subtansial pada masa tersebut.
Perkembangan dunia informasi, salah satu Positive Externalities, adalah salah satu pendukung perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Informasi perkembangan sains dan teknologi dapat diakses dengan mudah dari negara manapun. Negara-negara berkembang tidak lagi negara yang tertutup. Teknologi informasi mendukung perkembangan human capital pada negara-negara ini secara pesat. Universitas-universitas dari berbagai negara mulai menyebarkan open course yang bisa diakses dari manapun.
Perubahan negara berkembang ke negara maju ditandai dengan meningkatnya jumlah produksi baik dari sisi jasa maupun manufaktur. Meningkatnya produksi mendorong meningkatnya pendapatan perkapita dan meningkatnya riset dalam bidang teknologi. Saat ini kita dapat melihat pergeseran produksi dari negara-negara maju ke negara-negara asia. Industri manufaktur banyak dikuasai China dan industri jasa banyak dikuasai India. Jika kita lihat data PDB diatas dari komposisi per sektor, maka negara-negara 35 besar akan terlihat sebagai berikut:
Seperti yang dapat kita lihat dari data diatas, GDP dari negara-negara maju lebih dari 70% diperoleh dari sektor service yang di dominasi oleh sektor finansial sedangkan China dan India jumlah rata-rata industri dan pertaniannya lebih dari 50%. Perputaran uang di sektor finansial memiliki pengaruh kecil dalam sektor riil karena sebagian besar investor di sektor finansial hanya mencari keuntungan dari investasi jangka pendek. Sebagian besar hutang di negara-negara maju, yang menyebabkan krisis akhir-akhir ini, berawal dari penggelembungan harga di sektor finansial.
Kesenjangan
Pada di tabel GDP diatas, Amerika Serikat menduduki posisi pertama, disusul oleh China, Jepang, India dan Indonesia menduduki posisi ke 16. Selisih GDP China dengan AS hanya 16% namun jumlah penduduk China 4 kali lipat lebih banyak dari penduduk AS. Saat ini lebih dari 72% dari total GDP dunia dikuasai negara-negara maju dengan populasi kurang dari 17% dari total populasi dunia. Ini adalah kesenjangan yang sangat besar dan telah berlangsung sejak jaman kolonialisme.
Kesenjangan besar tidak hanya terjadi antar negara namun juga terjadi di dalam negara-negara maju itu sendiri, terutama Amerika Serikat. 20% dari total penduduk di A.S. memiliki total pendapatan yang lebih besar dari total total 80% sisa penduduknya. 1% dari total penduduknya memiliki 24% dari total pendapatan seluruh penduduk A.S. Grafik dibawah ini menunjukkan kesenjangan pendapatan di A.S. yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk mempertahankan perekonomiannya amerika harus mengutamakan kepentingan 1% penduduknya dan mengesampingkan sisanya.
Kenaikan tingkat pendapatan mengakibatkan kenaikan permintaan pada barang-barang tertentu yang berakibat pada kenaikan harga. Secara akumulatif, kenaikan harga barang ini akan mengakibatkan kenaikan harga barang-barang lain. Hal inilah yang mengakibatkan kenaikan biaya hidup pada wilayah yang tingkat pendapatan masyarakatnya naik. Walaupun kenaikan tingkat pendapatan memicu munculnya fasilitas yang lebih baik seperti restoran mewah, hotel mewah dan lain sebagainya, namun fasilitas ini tidak bisa dinikmati oleh masyarakat menengah kebawah. Dengan demikian masyarakat menengah kebawah pada daerah maju tidak jauh berbeda, kondisi masyarakat miskinnya justru lebih buruk, dengan masyarakat menengah kebawah pada daerah miskin.
Pertumbuhan ekonomi hanya dirasakan oleh kalangan ekonomi menengah ke atas. Pekerja biasanya mendapatkan kenaikan gaji yang sebanding dengan inflasi tanpa mengalami kenaikan gaji riil. Perusahaan-perusahaan kecil harus tutup karena kalah bersaing dengan perusahaan besar. Harapan yang paling wajar untuk masyarakat menengah kebawah adalah menjadi pekerja yang tak berdaya dan sepenuhnya bergantung secara ekonomi pada institusi-institusi besar yang dikuasai sejumlah kecil orang. Gerakan occupy yang marak akhir-akhir ini dipacu karena kenaikan keuntungan orang-orang ekonomi atas dan pemberian bantuan untuk perusahaan besar sementara masyarakat kecil yang menderita dibiarkan oleh pemerintah.
Negative Externalities
Dampak buruk dari perkembangan ekonomi adalah negative externalities yang merupakan kebalikan dari positive externalities. Dampak ini adalah kerugian dari pihak ketiga yang tidak terlibat sama sekali dengan transaksi yang dilakukan oleh dua buah pihak. Sebagai contoh, sebuah desa secara mayoritas sepakat untuk mengundang Megawati untuk ceramah, orang-orang yang tidak suka Megawati terkena dampak negative externalities dari transaksi yang dilakukan oleh megawati dan mayoritas penduduk desa.
Negative externalities yang paling buruk adalah polusi dan kerusakan alam. Pertumbuhan ekonomi artinya produksi bertambah, konsumsi naik, sumberdaya alam berkurang, polusi melangit. Misalnya mobil, perusahaan automotif di dunia mampu memproduksi 77.794.100 buah mobil per tahun dan terus meningkat.
Pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan konsumsi energi adalah fungsi eksponensial.
Pertumbuhan ekonomi telah menjadi aspek penting sebagai indikator setiap negara. Hampir semua negara berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonominya karena pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai pendorong utama kemakmuran rakyat. HDI (Human Development Index) yang menjadi salah satu faktor kemakmuran suatu negara memasukkan pendapatan perkapita sebagai satu dari tiga variabel yang mempengaruhinya. Pertumbuhan ekonomi yang salah satu tandanya adalah meningkatnya produksi dalam negri berbanding lurus dengan tingkat pendapatan perkapita yang berarti masyarakat dalam negara menjadi lebih makmur.
Negara yang memiliki GDP besar, terutama yang memiliki volume perdagangan luar yang besar, sangat mempengaruhi perekonomian dunia. Perubahan drastis ekspor dan impor pada negara-negara ini dapat mengakibatkan kelangkaan atau rusaknya perekonomian negara lain yang bisa berujung pada krisis ekonomi. Oleh karna itu sangsi embargo sering digunakan oleh negara dengan GDP besar seperti Amerika Serikat untuk memberikan hukuman kepada negara yang arah politiknya tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Pertumbuhan ekonomi juga dipandang sebagai indikator kesehatan ekonomi pada suatu negara. Pada krisis global tahun 2008, negara-negara maju mengalami pertumbuhan negatif yang artinya tingkat produksi dan konsumsi menurun, pengangguran bertambah dan negara harus menstimulus dengan memberikan bantuan uang untuk perusahaan-perusahaan yang seharusnya bangkrut. Disamping krisis yang terjadi di negara-negara maju, beberapa negara berkembang justru memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi ini menunjukkan bahwa negara-negara ini tidak lagi bergantung pada negara-negara maju.
Disamping ketahanan perekonomian nasional terhadap krisis finansial global, negara-negara seperti China, India, Indonesia, Brazil, Mexico dan beberapa negara berkembang lain memiliki indikasi untuk maju dengan PDB/GDP yang cukup besar (masuk dalam golongan negara-negara G-20) dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif besar dan konstan. Rasio hutang/GDP yang cukup rendah dengan proyeksi yang terus berkurang juga menjadi faktor yang mendukung. Jika kondisi stabil ini dipertahankan, maka negara-negara ini bisa mendominasi dan merubah arah perekonomian dunia. Hal ini didukung dengan kemampuan negara-negara asia untuk bangkit dengan cepat dari krisis 1997 dengan pertumbuhan yang cepat.
Tabel berikut adalah data GDP dari berbagai negara di dunia.
Rank | Country | GDP (PPP) $Million | Year |
---|---|---|---|
— | World | 76,647,403 | 2010 |
1 | United States | 14,586,736 | 2010 |
— | Euro areab | 11,330,049 | 2010 |
2 | China, People's Republic of | 10,169,521 | 2010 |
3 | Japan | 4,301,822 | 2010 |
4 | India | 4,194,856 | 2010 |
5 | Germany | 3,044,241 | 2010 |
6 | Russia | 2,812,383 | 2010 |
7 | United Kingdom | 2,233,883 | 2010 |
8 | France | 2,194,118 | 2010 |
9 | Brazil | 2,185,421 | 2010 |
10 | Italy | 1,908,569 | 2010 |
11 | Mexico | 1,644,449 | 2010 |
12 | Spain | 1,477,840 | 2010 |
13 | Korea, South | 1,417,549 | 2010 |
14 | Canada | 1,329,864 | 2010 |
15 | Turkey | 1,114,629 | 2010 |
16 | Indonesia | 1,037,499 | 2010 |
17 | Australia | 865,043 | 2009 |
18 | Iran | 846,172 | 2009 |
19 | Poland | 755,473 | 2010 |
20 | Netherlands | 701,947 | 2010 |
21 | Argentina | 647,064 | 2010 |
22 | Saudi Arabia | 623,440 | 2010 |
23 | Thailand | 591,256 | 2010 |
24 | South Africa | 528,423 | 2010 |
25 | Egypt | 501,326 | 2010 |
26 | Pakistan | 466,555 | 2010 |
27 | Colombia | 438,043 | 2010 |
28 | Malaysia | 418,373 | 2010 |
29 | Belgium | 409,061 | 2010 |
30 | Nigeria | 377,146 | 2010 |
31 | Philippines | 370,176 | 2010 |
32 | Sweden | 366,060 | 2010 |
33 | Switzerland | 364,507 | 2010 |
34 | United Arab Emirates | 354,667 | 2010 |
35 | Venezuela | 352,721 | 2010 |
36 | Austria | 335,434 | 2010 |
— | Hong Kong | 328,674 | 2010 |
37 | Greece | 314,721 | 2010 |
38 | Ukraine | 308,298 | 2010 |
39 | Romania | 306,348 | 2010 |
40 | Algeria | 297,373 | 2010 |
41 | Singapore | 294,123 | 2010 |
42 | Vietnam | 278,616 | 2010 |
43 | Peru | 277,318 | 2010 |
44 | Norway | 276,954 | 2010 |
45 | Portugal | 272,564 | 2010 |
46 | Chile | 269,228 | 2010 |
47 | Czech Republic | 266,109 | 2010 |
48 | Bangladesh | 246,703 | 2010 |
49 | Denmark | 218,933 | 2010 |
50 | Israel | 217,653 | 2010 |
51 | Hungary | 203,251 | 2010 |
52 | Finland | 196,629 | 2010 |
53 | Kazakhstan | 196,608 | 2010 |
54 | Ireland | 178,036 | 2010 |
55 | Morocco | 151,638 | 2010 |
56 | Belarus | 134,561 | 2010 |
57 | New Zealand | 130,662 | 2010 |
58 | Slovakia | 129,843 | 2010 |
59 | Kuwait | 128,895 | 2007 |
60 | Qatar | 128,187 | 2009 |
61 | Ecuador | 117,241 | 2010 |
62 | Angola | 115,167 | 2010 |
63 | Iraq | 113,238 | 2010 |
64 | Syria | 107,304 | 2010 |
65 | Libya | 105,444 | 2009 |
66 | Sri Lanka | 105,139 | 2010 |
67 | Bulgaria | 103,946 | 2010 |
68 | Sudan + South Sudan | 97,512 | 2010 |
69 | Dominican Republic | 92,129 | 2010 |
70 | Tunisia | 89,925 | 2010 |
71 | Azerbaijan | 89,292 | 2010 |
72 | Uzbekistan | 87,026 | 2010 |
73 | Croatia | 86,342 | 2010 |
74 | Ethiopia | 85,713 | 2010 |
75 | Serbia | 83,776 | 2010 |
76 | Oman | 72,018 | 2009 |
77 | Guatemala | 68,204 | 2010 |
78 | Kenya | 66,225 | 2010 |
79 | Tanzania | 62,233 | 2010 |
80 | Lithuania | 60,383 | 2010 |
81 | Lebanon | 58,965 | 2010 |
82 | Yemen | 57,960 | 2009 |
83 | Slovenia | 56,568 | 2010 |
84 | Costa Rica | 52,885 | 2010 |
85 | Panama | 48,804 | 2010 |
86 | Uruguay | 47,922 | 2010 |
87 | Bolivia | 47,825 | 2010 |
88 | Luxembourg | 45,408 | 2010 |
89 | Cameroon | 44,374 | 2010 |
90 | Uganda | 42,215 | 2010 |
91 | El Salvador | 41,445 | 2010 |
92 | Ghana | 39,644 | 2010 |
93 | Turkmenistan | 39,488 | 2010 |
94 | Côte d'Ivoire | 37,207 | 2010 |
95 | Latvia | 36,586 | 2010 |
96 | Nepal | 35,650 | 2010 |
97 | Jordan | 34,507 | 2010 |
98 | Trinidad and Tobago | 34,259 | 2010 |
99 | Paraguay | 33,256 | 2010 |
100 | Bosnia and Herzegovina | 32,903 | 2010 |
— | Macao | 32,208 | 2009 |
101 | Afghanistan | 31,044 | 2008 |
102 | Cambodia | 30,397 | 2010 |
103 | Honduras | 29,568 | 2010 |
104 | Albania | 28,252 | 2010 |
105 | Botswana | 27,669 | 2010 |
106 | Bahrain | 27,150 | 2008 |
107 | Estonia | 26,837 | 2010 |
108 | Cyprus | 24,583 | 2009 |
109 | Equatorial Guinea | 24,146 | 2010 |
110 | Senegal | 23,832 | 2010 |
111 | Macedonia | 22,815 | 2010 |
112 | Congo, Democratic Republic of the | 22,735 | 2010 |
113 | Gabon | 22,471 | 2010 |
114 | Georgia | 22,419 | 2010 |
115 | Mozambique | 21,871 | 2010 |
116 | Jamaica | 21,183 | 2010 |
117 | Burkina Faso | 20,529 | 2010 |
118 | Zambia | 20,041 | 2010 |
119 | Madagascar | 19,916 | 2010 |
120 | Brunei Darussalam | 19,394 | 2009 |
121 | Mauritius | 17,394 | 2010 |
122 | Congo, Republic of the | 17,036 | 2010 |
123 | Papua New Guinea | 16,827 | 2010 |
124 | Armenia | 16,556 | 2010 |
125 | Mali | 16,241 | 2010 |
126 | Nicaragua | 16,008 | 2010 |
127 | Laos | 15,766 | 2010 |
128 | Chad | 15,269 | 2010 |
129 | Tajikistan | 14,767 | 2010 |
130 | Namibia | 14,672 | 2010 |
131 | Benin | 13,944 | 2010 |
132 | Malawi | 13,047 | 2010 |
133 | Rwanda | 12,268 | 2010 |
134 | Kyrgyzstan | 12,107 | 2010 |
135 | Niger | 11,209 | 2010 |
136 | Iceland | 11,093 | 2010 |
137 | Haiti | 11,017 | 2010 |
138 | Mongolia | 11,017 | 2010 |
139 | Moldova | 10,995 | 2010 |
140 | Guinea | 10,806 | 2010 |
141 | Malta | 10,251 | 2009 |
— | West Bank and Gaza | 8,812 | 2005 |
142 | Bahamas, The | 8,639 | 2010 |
143 | Montenegro | 8,005 | 2010 |
144 | Mauritania | 6,676 | 2010 |
145 | Togo | 5,971 | 2010 |
146 | Swaziland | 5,969 | 2010 |
147 | Barbados | 5,251 | 2009 |
148 | Sierra Leone | 4,815 | 2010 |
149 | Suriname | 3,949 | 2009 |
150 | Fiji | 3,867 | 2010 |
151 | Bhutan | 3,840 | 2010 |
152 | Central African Republic | 3,446 | 2010 |
153 | Burundi | 3,399 | 2010 |
154 | Lesotho | 3,330 | 2010 |
155 | Eritrea | 2,847 | 2010 |
156 | Gambia, The | 2,420 | 2010 |
157 | Guyana | 2,333 | 2010 |
158 | Belize | 2,263 | 2010 |
159 | Seychelles | 1,996 | 2010 |
160 | Djibouti | 1,995 | 2009 |
161 | Cape Verde | 1,961 | 2010 |
162 | Maldives | 1,795 | 2010 |
163 | Guinea-Bissau | 1,784 | 2010 |
164 | Liberia | 1,660 | 2010 |
165 | Saint Lucia | 1,610 | 2010 |
166 | Antigua and Barbuda | 1,458 | 2010 |
167 | Solomon Islands | 1,447 | 2010 |
168 | Vanuatu | 1,096 | 2010 |
169 | Timor-Leste | 1,035 | 2010 |
170 | Saint Vincent and the Grenadines | 940 | 2010 |
171 | Grenada | 849 | 2010 |
172 | Comoros | 800 | 2010 |
173 | Samoa | 800 | 2010 |
174 | Saint Kitts and Nevis | 683 | 2010 |
175 | Dominica | 667 | 2010 |
176 | Tonga | 477 | 2010 |
177 | Micronesia, Federated States of | 354 | 2010 |
178 | São Tomé and Príncipe | 311 | 2010 |
179 | Palau | 281 | 2010 |
180 | Kiribati | 244 | 2010 |
Setelah perang dunia II, China dan India hanya menguasai 2% dari total GDP dunia. Dari data diatas kita dapat melihat pada tahun 2010 China dan India menguasai 12% dari total GDP dunia yang menyamai USA. Pergeseran total GDP ini juga terlihat dengan munculnya kekuatan G-20 sebagai negara-negara yang memiliki perekonomian besar dalam pembahasan isu global yang sebelumnya terfokus pada G-8.
Negara-negara berkembang mendapat keuntungan karena mereka tidak perlu melakukan banyak riset untuk menerapkan teknologi yang telah ditemukan. Negara-negara pencetus teknologi harus menemukan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas penduduknya. Oleh karena itu, negara-negara berkembang mampu mendorong pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibandingkan negara-negara maju. Dalam ilmu ekonomi dampak teknologi ini disebut dengan positive externalities yang merupakan dampak positif yang didapatkan oleh pihak ketiga dari dua orang/kelompok yang melakukan transaksi. Salah satu contoh dari positive externalities adalah mesin yang dapat kita produksi karna masa patennya telah habis, reverse engineering produk yang telah ada atau teknologi yang tidak dipatenkan. Contoh kasus dari perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi yang telah diterapkan adalah yang dilakukan oleh China pada dua dekade terakhir ini dan Jepang pada masa perang dunia II sampai tahun 1970an. Kedua negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang subtansial pada masa tersebut.
Perkembangan dunia informasi, salah satu Positive Externalities, adalah salah satu pendukung perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Informasi perkembangan sains dan teknologi dapat diakses dengan mudah dari negara manapun. Negara-negara berkembang tidak lagi negara yang tertutup. Teknologi informasi mendukung perkembangan human capital pada negara-negara ini secara pesat. Universitas-universitas dari berbagai negara mulai menyebarkan open course yang bisa diakses dari manapun.
Perubahan negara berkembang ke negara maju ditandai dengan meningkatnya jumlah produksi baik dari sisi jasa maupun manufaktur. Meningkatnya produksi mendorong meningkatnya pendapatan perkapita dan meningkatnya riset dalam bidang teknologi. Saat ini kita dapat melihat pergeseran produksi dari negara-negara maju ke negara-negara asia. Industri manufaktur banyak dikuasai China dan industri jasa banyak dikuasai India. Jika kita lihat data PDB diatas dari komposisi per sektor, maka negara-negara 35 besar akan terlihat sebagai berikut:
# | Country | nominal GDP | Agri. | Indus. | Serv. | Agri. | Indus. | Serv. |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
0 | World | 62,909,274 | 6% | 30.9% | 63.2% | 3,585,829 | 19,313,147 | 40,010,298 |
0 | European Union | 16,282,230 | 1.8% | 25% | 73.1% | 293,080 | 4,070,558 | 11,902,310 |
1 | United States | 14,657,800 | 1.1% | 22.1% | 76.8% | 161,236 | 3,239,374 | 11,257,190 |
2 | China | 5,878,257 | 10.2% | 46.9% | 43% | 599,582 | 2,756,903 | 2,527,651 |
3 | Japan | 5,458,872 | 1.4% | 24.9% | 73.8% | 76,424 | 1,359,259 | 4,028,648 |
4 | Germany | 3,315,643 | 0.9% | 27.8% | 71.3% | 29,841 | 921,749 | 2,364,053 |
5 | France | 2,582,527 | 2% | 18.5% | 79.5% | 51,651 | 477,767 | 2,053,109 |
6 | United Kingdom | 2,247,455 | 0.7% | 21.8% | 77.5% | 15,732 | 489,945 | 1,741,778 |
7 | Brazil | 2,090,314 | 4.0% | 24.0% | 72.0% | 142,141 | 560,204 | 1,772,703 |
8 | Italy | 2,055,114 | 1.9% | 25.3% | 72.8% | 39,047 | 519,944 | 1,496,123 |
9 | Canada | 1,574,051 | 2.2% | 26.3% | 71.5% | 34,629 | 413,975 | 1,125,446 |
10 | India | 1,537,966 | 18.5% | 26.3% | 55.2% | 284,524 | 404,485 | 848,957 |
11 | Russia | 1,465,079 | 4% | 36.8% | 59.1% | 58,603 | 539,149 | 865,862 |
12 | Spain | 1,409,946 | 3.3% | 26% | 70.7% | 46,528 | 366,586 | 996,832 |
13 | Australia | 1,235,539 | 3.9% | 25.6% | 70.5% | 48,186 | 316,298 | 873,526 |
14 | Mexico | 1,039,121 | 3.9% | 32.6% | 63.5% | 40,526 | 338,753 | 659,842 |
15 | South Korea | 1,007,084 | 2.6% | 39.3% | 58.2% | 26,184 | 395,784 | 586,123 |
16 | Netherlands | 783,293 | 2.6% | 24.9% | 72.5% | 20,366 | 195,040 | 567,887 |
17 | Turkey | 741,853 | 9.6% | 26.6% | 63.8% | 71,218 | 197,333 | 473,302 |
18 | Indonesia | 706,735 | 15.3% | 47% | 37.6% | 108,130 | 332,165 | 265,732 |
19 | Switzerland | 523,772 | 1.3% | 27.7% | 71.2% | 6,809 | 145,085 | 372,402 |
20 | Poland | 468,539 | 3.4% | 33% | 63.5% | 15,930 | 154,618 | 297,522 |
21 | Belgium | 465,676 | 0.7% | 21.9% | 77.4% | 3,260 | 101,983 | 360,433 |
22 | Sweden | 455,848 | 1.9% | 26.6% | 71.6% | 8,661 | 121,256 | 326,387 |
23 | Saudi Arabia | 443,691 | 2.6% | 61.8% | 35.7% | 11,536 | 274,201 | 158,398 |
24 | Taiwan | 430,580 | 1.4% | 31.1% | 67.5% | 6,028 | 133,910 | 290,642 |
25 | Norway | 414,462 | 2.1% | 40.1% | 57.8% | 8,704 | 166,199 | 239,559 |
26 | Iran | 407,400 | 11% | 41.7% | 47.3% | 44,814 | 169,886 | 192,700 |
27 | Austria | 376,841 | 1.5% | 29.4% | 69.1% | 5,653 | 110,791 | 260,397 |
28 | Argentina | 370,269 | 8.5% | 31.6% | 59.8% | 31,473 | 117,005 | 221,421 |
29 | South Africa | 357,259 | 3% | 31.2% | 65.8% | 10,718 | 111,465 | 235,076 |
30 | Thailand | 318,850 | 12.4% | 44.7% | 42.9% | 39,537 | 142,526 | 136,787 |
31 | Denmark | 310,760 | 1.1% | 22.8% | 76.1% | 3,418 | 70,853 | 236,488 |
32 | Greece | 305,415 | 4% | 17.6% | 78.5% | 12,217 | 53,753 | 239,751 |
33 | United Arab Emirates | 301,880 | 0.9% | 51.5% | 47.6% | 2,717 | 155,468 | 143,695 |
34 | Venezuela | 290,678 | 4.1% | 34.9% | 61.1% | 11,918 | 101,447 | 177,604 |
35 | Colombia | 285,511 | 9.3% | 38% | 52.7% | 26,553 | 108,494 | 150,464 |
Seperti yang dapat kita lihat dari data diatas, GDP dari negara-negara maju lebih dari 70% diperoleh dari sektor service yang di dominasi oleh sektor finansial sedangkan China dan India jumlah rata-rata industri dan pertaniannya lebih dari 50%. Perputaran uang di sektor finansial memiliki pengaruh kecil dalam sektor riil karena sebagian besar investor di sektor finansial hanya mencari keuntungan dari investasi jangka pendek. Sebagian besar hutang di negara-negara maju, yang menyebabkan krisis akhir-akhir ini, berawal dari penggelembungan harga di sektor finansial.
Kesenjangan
Pada di tabel GDP diatas, Amerika Serikat menduduki posisi pertama, disusul oleh China, Jepang, India dan Indonesia menduduki posisi ke 16. Selisih GDP China dengan AS hanya 16% namun jumlah penduduk China 4 kali lipat lebih banyak dari penduduk AS. Saat ini lebih dari 72% dari total GDP dunia dikuasai negara-negara maju dengan populasi kurang dari 17% dari total populasi dunia. Ini adalah kesenjangan yang sangat besar dan telah berlangsung sejak jaman kolonialisme.
Kesenjangan besar tidak hanya terjadi antar negara namun juga terjadi di dalam negara-negara maju itu sendiri, terutama Amerika Serikat. 20% dari total penduduk di A.S. memiliki total pendapatan yang lebih besar dari total total 80% sisa penduduknya. 1% dari total penduduknya memiliki 24% dari total pendapatan seluruh penduduk A.S. Grafik dibawah ini menunjukkan kesenjangan pendapatan di A.S. yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk mempertahankan perekonomiannya amerika harus mengutamakan kepentingan 1% penduduknya dan mengesampingkan sisanya.
Kenaikan tingkat pendapatan mengakibatkan kenaikan permintaan pada barang-barang tertentu yang berakibat pada kenaikan harga. Secara akumulatif, kenaikan harga barang ini akan mengakibatkan kenaikan harga barang-barang lain. Hal inilah yang mengakibatkan kenaikan biaya hidup pada wilayah yang tingkat pendapatan masyarakatnya naik. Walaupun kenaikan tingkat pendapatan memicu munculnya fasilitas yang lebih baik seperti restoran mewah, hotel mewah dan lain sebagainya, namun fasilitas ini tidak bisa dinikmati oleh masyarakat menengah kebawah. Dengan demikian masyarakat menengah kebawah pada daerah maju tidak jauh berbeda, kondisi masyarakat miskinnya justru lebih buruk, dengan masyarakat menengah kebawah pada daerah miskin.
Pertumbuhan ekonomi hanya dirasakan oleh kalangan ekonomi menengah ke atas. Pekerja biasanya mendapatkan kenaikan gaji yang sebanding dengan inflasi tanpa mengalami kenaikan gaji riil. Perusahaan-perusahaan kecil harus tutup karena kalah bersaing dengan perusahaan besar. Harapan yang paling wajar untuk masyarakat menengah kebawah adalah menjadi pekerja yang tak berdaya dan sepenuhnya bergantung secara ekonomi pada institusi-institusi besar yang dikuasai sejumlah kecil orang. Gerakan occupy yang marak akhir-akhir ini dipacu karena kenaikan keuntungan orang-orang ekonomi atas dan pemberian bantuan untuk perusahaan besar sementara masyarakat kecil yang menderita dibiarkan oleh pemerintah.
Negative Externalities
Dampak buruk dari perkembangan ekonomi adalah negative externalities yang merupakan kebalikan dari positive externalities. Dampak ini adalah kerugian dari pihak ketiga yang tidak terlibat sama sekali dengan transaksi yang dilakukan oleh dua buah pihak. Sebagai contoh, sebuah desa secara mayoritas sepakat untuk mengundang Megawati untuk ceramah, orang-orang yang tidak suka Megawati terkena dampak negative externalities dari transaksi yang dilakukan oleh megawati dan mayoritas penduduk desa.
Negative externalities yang paling buruk adalah polusi dan kerusakan alam. Pertumbuhan ekonomi artinya produksi bertambah, konsumsi naik, sumberdaya alam berkurang, polusi melangit. Misalnya mobil, perusahaan automotif di dunia mampu memproduksi 77.794.100 buah mobil per tahun dan terus meningkat.
Pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan konsumsi energi adalah fungsi eksponensial.
"The greatest shortcoming of the human race is our inability to understand the exponential function."
--Kekurangan terbesar pada ras manusia adalah ketidakmampuan kita dalam memahami fungsi eksponensial--
(prof. Albert Bartlett)
online casino online | KDAR
ReplyDeleteThe free 샌즈카지노 slots online, 메리트 카지노 쿠폰 casino games, and sports betting options are among the most popular in kadangpintar the world. You can play online casino games for free