Thursday 12 January 2012

Perdamaian - Banyak yang cinta damai, namun perang makin ramai.

Setelah mendengarkan lagu "Perdamaian" nya Nasida Ria di kamar Wasiso-Hakim (kita suka lagu yang dinyanyikan Nasida Ria, buka Gigi), akhirnya imajinasi di otak saya tumpah juga di tulisan ini. Untuk menghormati Nasida Ria yang jarang dikenang, tulisan ini saya usahakan sealur dengan lagu Perdamaian, hehehe.


Palu

Saya sama bingungnya dengan Nasida Ria, apa memang membunuh sesama itu sudah menjadi sifat dasar manusia? Hipotesis saya itu bukan fitrah manusiah. Abraham Maslow mengatakan "I suppose it is tempting, if the only tool you have is a hammer, to treat everything as if it were a nail." Misalkan seorang anak kecil dikasih palu, maka dia akan tergoda untuk nuthuk apa aja di depannya. Jadi saya sependapat dengan Nasida Ria yang tidak senang dengan pembuatan senjata dengan biaya berjuta-juta. Mari kita lihat gambar-gambar keren berikut:


1. USS Abraham Lincoln (CVN 72)
File:USS Abraham Lincoln(CVN 72).jpg
Kapal induk canggih bertenaga nuklir ini bisa mengangkut 90 pesawat dan helikopter.

2. USS George H. W. Bush (CVN 77)
File:USS George H.W. Bush (CVN-77).jpg
Mirip dengan kapal sebelumnya tapi lebih baru.

3. B-2 Spirit
File:B-2 Spirit 050413-F-1740G-001a.jpg
Ini adalah pesawat pembawa bom yang sulit dideteksi dengan infra merah, akustik, sinyal radar dan sulit dilihat.

4. Lockheed Martin RQ-170 Sentinel
File:U.S. RQ-170 on display in Iran 3.jpg
Ini adalah pesawat pengintai tanpa awak milik US yang tertangkap Iran. Karena Amerika awalnya tidak ngaku, maka dipajanglah pesawat itu sama Iran. Akhirnya Obama minta pesawatnya dibalikin, ditolak sama Iran.

5. Sukhoi SU-30
File:Venezuelan Air Force Sukhoi SU-30MK2 AADPR.jpg
Pesawat yang digemari negara-negara ASEAN dengan desain yang eksotis. Indonesia punya 5 di kandang TNI-AU, 6 lagi dalam proses pengiriman. Malaysia punya 12 di kandang, 6 lagi mau dikirim.

Saya tidak terlalu mengerti soal pesawat dan kapal, jadi deskripsinya gak bisa panjang-panjang. Sekarang kita lihat harga per unit masing-masing barang diatas, secara urut sebagai berikut:

1. $4,5 billion.
2. $6,2 billion.
3. $2,4 billion.
4. $6 million (sumber Fox News yang kurang terpercaya).
5. $30-50 million.
(selain RQ-170, sumber dari CNCB, Times dan Wikipedia)

Yang dipikirkan kebanyakan orang ketika melihat pesawat tempur yang canggih biasanya "keren...", "hebat!!!" dan "kapan ya Indonesia bisa bikin yang begituan". Mudah-mudahan setelah baca tulisan ini komentar kita jadi "untung kita gak bikin!" hehehe. Karena bagi saya itu semua adalah pemborosan dan ketidakefektifan ekonomi yang nilainya jauh lebih tinggi selangit dibandingkan korupsi (bukan berarti saya pro korupsi, koruptor harus dihukum! disuruh berjemur bulan Mei saja biar tau rasa!).

Jadi kalau ada yang ingin membeli salah satu pesawat diatas, misal RQ-170 yang paling murah, dengan harga $6 juta dolar, maka kita perlu menabung $9,1 ribu (kira-kira Rp.82,5juta) setiap bulan seumur hidup kalau umur kita 70 tahun dan mulai bekerja sejak umur 15 tahun. Memang manusia membuat senjata dengan biaya berjuta-juta. Itu baru harga beli, belum masuk biaya perawatan dan operasional, menerbangkan pesawat itu mahal, apalagi kalau harus menyewa parkir di bandara.

Yang saya tampilkan diatas adalah lima contoh dari barang-barang militer(baca: palu), masih banyak barang-barang mahal lainnya dengan jumlah yang sangat banyak dan terus dikembangkan dan diproduksi. Contohnya Amerika sekarang punya 1000 lebih F-16(Indonesia hanya punya 10 dan pesan lagi 24) dan lebih dari 4000 buah dikirim ke negara-negara lain di dunia pada tahun 2010. Harga per unit F-16 sekitar 18juta dolar. Kalau kita lihat pengeluaran militer, 10 negara terbesar adalah sebagai berikut:


RankCountry2010 Spending ($ b.)Share of 2010 GDP (%)World Share (%)
World Total1 6302.6100
1United States United States6984.843
2China Chinaa1192.17.3
3United Kingdom United Kingdom59.62.73.7
4France France59.32.33.6
5Russia Russiaa58.74.03.5
6Japan Japan54.51.03.3
7Germany Germanya45.21.32.8
7Saudi Arabia Saudi Arabiab45.210.42.8
9India India41.32.72.5
10Italy Italya37.01.82.3
11Brazil Brazil33.51.62.1
12South Korea South Korea27.62.81.7
13Australia Australia24.02.01.5
14Canada Canadaa22.81.51.4
15Turkey Turkeya17.52.41.1
Data diambil dari SIPRI(Stockholm International Peace Research Institute). Indonesia masuk urutan ke 28 dengan pengeluaran $6 billion(0,9% GDP).

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa pengeluaran Amerika untuk militer dalam setahun setara dengan total dari setengah lebih GDP negara-negara di Afrika. Perbandingan GDP dari negara-negara di dunia dapat dilihat di tulisan saya sebelumnya Peradaban Pertumbuhan Ekonomi.

    Kacung: Pak Amir, kenapa anda membuat palu?
    Amir  : Karena sudah terlanjur membuat Cung.

Menghentikan pembuatan senjata memang tidak semudah yang kita bayangkan. Senjata digunakan untuk melawan musuh yang ingin mengganggu komunitas/negara yang biasanya negara lain. Walaupun beberapa kasus memang demikian, namun kita dapat melihat contoh lain penggunaan senjata yaitu untuk menggertak musuh supaya tidak menyerang karena kita memiliki senjata yang lebih atau sama canggihnya. Hal ini dapat kita lihat sewaktu perang dingin dan perlombaan senjata nuklir terlaknat(salah satu lagi Nasida Ria).

Tapi apakah Amerika dengan jumlah penduduk sekitar 1/5 dari China perlu mengeluarkan dana 6 kali lipat dari China? Mengurangi anggaran militer memang sulit. Obama saat ini mengajukan pengurangan dana militer tapi berbagai kebutuhan militer malah naik dari pesawat yang harus ditambah atau diganti sampai penambahan kapal induk.

Biaya militer yang besar melibatkan berbagai nilai ekonomi dari tenaga kerja pembuat sampai personil militer. Kalau biaya dikurangi, maka pengangguran bertambah dan perekonomian menurun. Jadi jawaban Pak Amir memang masuk akal karena itu adalah keputusan paling mudah untuk diambil. Daripada memikirkan pengangguran dan mengkerutnya ekonomi, lebih mudah membiarkan yang sudah berjalan lanjut terus pantang mundur.

Hasilnya Amerika sekarang memiliki kekuatan militer yang sangat jauh diatas semua negara di dunia. Ibaratnya kalau negara-negara lain itu punya hammer tangan seperti ini:
File:Hammer tapissier.jpg

Palu Amerika adalah Power Hammer:
File:Bochumer Verein-09-49978.jpg

Dengan palu yang besar, palu yang kecil terlihat seperti paku, hehehe. Oleh karena itu yang punya palu kecil selalu kalah, mereka malu sekali paling 3000 orang 9/11 meninggal, dibalas pake power hammer 1,5 juta meninggal ditambah yang punya palu besar gak bisa disalahkan karena mereka yang bikin aturan palu-memalu. Mereka tidak pernah disalahkan setelah menginvasi Vietnam, Kamboja, Grenada, Panama, Haiti, Kuwait, Iraq dan Afganistan, kutukan PBB tidak berpengaruh sama sekali. Makanya "aku benci dengan si Amir karna si Amir suka nampeleng" si Kacung (yang ini lagunya Iwan Fals).



Negative Return

Seperti yang saya sampaikan diatas, kalau kita rangkai nilai ekonomi dari militer, memang banyak yang terlibat. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa return value yang bisa kita dapatkan dari pesawat pengebom seharga $2,4billion selama 5 tahun? Jawabannya dibatin saja.

Kalau pertanyaannya adalah berapa return value dari Burj Al Arab, Dubai
File:Burj Al Arab and 360 degree club, Dubai, UAE.jpg
 yang biaya pembangunannya sekitar $650 million? Kita dengan mudah dapat mengatakan pasti positif entah dalam berapa tahun kedepan. Yang jelas sekarang gedung itu memiliki hotel termahal di dunia.

Kekuatan militer yang besar kalau tidak digunakan untuk mendukung perekonomian pasti memiliki return value yang negatif. Kekuatan ini bisa menjadi positif kalau digunakan untuk menginvasi negara lain yang hasilnya negatif di negara korban. Jadi supaya pesawat pengebom seharga $2,4billion itu bisa jadi cost effective maka paling mudah adalah digunakan untuk mengebom.

Outputnya adalah banyak gedung kau dirikan, kemudian kau hancurkan. Kerusakan bangunan dan kerugian ekonomi secara common sense tidak perlu dijelaskan. Pada masa revolusi industri, Inggris bergerak lebih cepat dari negara-negara eropa lain karena negara ini tidak pernah diinvasi. Walaupun terlibat perang di luar wilayah Inggris, infrastruktur di Inggris tidak mengelami kerusakan dampak perang sehingga dia tidak perlu membangun ulang(perusak yang tidak rusak).


Non-Zero-Sum

Ada beberapa argumentasi yang bisa kita terapkan dengan game-theory:

1. Kecenderungan manusia untuk bertindak tidak rasional.
Manusia sering kali menggunakan emosi seperti dendam, harga diri, dll, untuk melakukan tindakan yang mungkin tidak ada untung baginya. Contohnya konflik demi kemerdekaan yang diperjuangkan bukan yang diberikan.

2. Keinginan memenangkan resource dan memandang konflik sebagai zero-sum game(pasti ada yang menang dan kalah).
Keadaan ini terjadi kalau keduabelah pihak sama-sama ingin menang karena yang menang mendapatkan hadiah yang bisa berupa wilayah, hak guna, pembuatan aturan, dll. Digabungkan dengan No.1 bisa jadi pihak yang berkonflik tidak mendapatkan manfaat secara langsung. Bisa juga kepentingan pemimpin berbeda dengan rakyat, karena buat pemimpin perang bisa dipandang sebagai zero-sum game, siapapun yang menang atau kalah pemimpin tidak mati.

3. Tidak ada kepercayaan.
Keduabelah pihak sama-sama tidak percaya kalau lawannya mau damai. Hal ini mudah terjadi kalau resource yang diperebutkan sulit dibagi atau sama-sama memiliki keinginan kuat untuk memiliki penuh. Contohnya Jerusalem.

4. Tawar menawar yang berkepanjangan.
Contohnya Wasiso mau jual es krim ke Hakim dengan kisaran harga 13-15 rupees. Hakim mau beli kalo kisaran harganya 12-14 rupees. Sebenarnya mereka bisa melakukan transaksi di harga 13 atau 14 rupees. Tapi karena Wasiso ngotot di 14 rupees dan Hakim ingin 13 rupees akhirnya konflik berkepanjangan terjadi.

Apapun argumentasinya, sebenarnya perang bukanlah zero-sum game bukan pula win-win game. Selama perang resource yang diperebutkan tidak dapat dipergunakan, pihak yang menang ataupun yang kalah sama-sama mengalami kerugian(kerugian jiwa, infrastruktur dan ekonomi), kadang yang menang mengalami kerugian lebih banyak. Perang biasanya diakhiri dengan negosiasi. Untuk konflik yang berkepanjangan alurnya bisa jadi seperti:

   negosiasi damai > perang     > negosiasi  damai > perang...

   (win-win)       > (lose-lose)> (win-win)        >(lose-lose)

Selama perang keduabelah pihak rugi, tapi kalau damai keduabelah pihak untung karena tidak ada korban. Jadi solusi yang optimal untuk konflik adalah perdamaian karena ini adalah win-win solution. Tapi kenapa perang makin ramai? Bingung-bingung aku jadinya. (jawabannya kira2 di 4 poin diatas)



No comments:

Post a Comment